tyle type="text/css"> /*CSS MENU*/ #menu{background:#343434;color:#eee;height:35px;border-bottom:4px solid #eeeded} #menu ul,#menu li{margin:0 0;padding:0 0;list-style:none;z-index:9999;} #menu ul{height:35px} #menu li{float:left;display:inline;position:relative;font:bold 12px Arial;text-shadow: 0 -1px 0 #000;border-right: 1px solid #444;border-left: 1px solid #111;text-transform:uppercase} #menu li:first-child{border-left: none} #menu a{display:block;line-height:35px;padding:0 14px;text-decoration:none;color:#eee;} #menu li:hover > a,#menu li a:hover{background:#111} #menu input{display:none;margin:0 0;padding:0 0;width:80px;height:35px;opacity:0;cursor:pointer} #menu label{font:bold 30px Arial;display:none;width:35px;height:36px;line-height:36px;text-align:center} #menu label span{font-size:12px;position:absolute;left:35px} #menu ul.menus{height:auto;overflow:hidden;width:180px;background:#111;position:absolute;z-index:99;display:none;border:0;} #menu ul.menus li{display:block;width:100%;font:12px Arial;text-transform:none;} #menu li:hover ul.menus{display:block} #menu a.home {background: #c00;} #menu a.sub{padding:0 27px 0 14px} #menu a.sub::after{content:"";width:0;height:0;border-width:6px 5px;border-style:solid;border-color:#eee transparent transparent transparent;position:absolute;top:15px;right:9px} #menu ul.menus a:hover{background:#333;}

Thursday, June 1, 2017

Sejarah Moksanya Prabu JayaBaya Kediri beserta Punggawanya

                                           Ilustrasi gambar 

      Prabu Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana dikenal sebagai tokoh yang sangat terkenal dan melegenda dari zaman Kerajaan Kediri.
Kisah tentang Jayabaya diawali ketika Raja Airlangga membagi kekuasaan menjadi dua yakni Panjalu dan Jenggala. Menurut ahli sejarah Kediri, Ki Tuwu atas konflik yang berkepanjangan itu pada 1135, tampil raja yang terkenal yaitu Raja Jayabaya.
Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan ternyata ini berhasil, Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali. Hal itu dijelaskan dalam Prasasti Hantang (1057 Saka) atau 1135 M dituliskan kata Pangjalu Jayati, artinya Panjalu menang berperang atas Jenggala dan sekaligus untuk menunjukkan bahwa Jayabaya adalah pewaris tahta kerajaan yang sah dari Airlangga.
    

                              Tempat moksa prabu jayabaya

           

         Menurut sejarah, tepatnya legenda, kerajaan Kediri yang kala itu diperintah oleh Prabu Jayabaya sama-sama “mokswa” beserta raja dan punggawanya. Konon, keduanya berpindah ke alam gaib.

Menurut kepercayaan kabuyutan, Wisnu ngejawantah atau turun ke Arcapada di bumi Jawa. Tanah yang dipilih oleh sang Wisnu adalah Kediri, dan kemudian dia bergelar Sri Jayabaya. Wisnu sendiri berarti hidup, urip nurcahyo, suksma.

Sedang arti nejawantah adalah ngeja = muncul, kelihatan dan wantah = nyata. Dan bernama Jayabaya berarti = kesaktian, kemenangan, benih hidup yang berwujud menjadi baya = bayi. Di Kediri dia berwujud badan raga, atau manusia hidup yang dilengkapi suksma dan raga. Oleh karena itu, banyak yang percaya kalau Kediri itu tempat yang paling tua di tanah jawa, tempat hidup manusia pertama di tanah Jawa yang sudah lengkap dengan suksma dan raganya.

Kelahiran Wisnu di tanah Kediri sendiri persisnya berlangsung di sebuah desa kecil yang dibuka ditengah rimba belantara di pinggir sungai Kediri, Jawa Timur. Karena tanahnya yang subur, maka banyak warga yang ikut bergabung dan menjadi ramailah tempat itu. Yang babad alas adalah kakak beradik yang sakti dan bijaksana bernama Kyai Doho dan Kyai Doko.

Ngejawantahnya Wisnu yang kemudian berganti nama menjadi Jayabaya di Kediri, kelak akan membuat tempat ini menjadi pesat sekali perkembangannya. Karena itu, akhirnya dibentuk sebuah negeri yang diberi nama kerajaan Doho. Sedangkan desanya, atau mungkin ibukotanya jika di jaman sekarang, diberi nama Daka. Istananya sendiri di beri nama Mamenang.

Di bawah pemerintahan prabu Jayabaya, banyak kerajaan kecil yang ikut melebur jadi satu. Dengan begitu, kerajaan Doho makin bertambah besar dan berjaya.

Kyai Doho sendiri selaku pembabat hutan diberi kepercayaan oleh raja dengan kedudukan sangat tinggi dengan nama kebesaran Ki Butolocoyo, yang berarti orang bodoh yang bisa dipercaya. Hal ini sebagai bentuk penghargaan raja atas jasanya yang telah membuka wilayah tersebut. Sementara itu, Kyai Doko, adiknya, diberi pangkat senopati perang dan diberi nama Kyai Tunggul Wulung.

Raja dan ratu Mamenang ini punya pesanggrahan bernama pesanggrahan Wanasatur. Di pesanggrahan ini, pasangan pemimpin ini sangat besar sekali tirakatnya. Meski tinggal puluhan hari, keduanya hanya makan rimpang kunir dan temulawak saja. Didekat pesanggrahan yang dulunya digunakan untuk menanam kedua tanaman obat ini sampai sekarang masih bernama desa SiKunir dan Silawak.

Makanya tak mengherankan bila prabu Jayabaya waskita batin. Mengerti sak durunge winarang (tahu sebelum kejadian). Jauh hari sudah diprediksikan kalau sepeninggal dirinya negeri Doho ini akan pindah ke Medang Kamulan, yaitu Prambanan, dan kembali ke Jenggala (daerah Kediri), selanjutnya ke Sigaluh (Jawa Barat), Majapahit (Jatim), ke Jawa Tengah lagi (Demak, Pajang, Mataram), lalu ke jaman baru (kemerdekaan).

Setiap raja memutuskan pindah pusat pemerintahan selalu diikuti kawulanya. Dan daerah yang ditinggalkannya menjadi hutan kembali.

Karena satu peristiwa sang Prabu Jayabaya akhirnya mokswa, dan tak diketahui jejaknya. Bahkan sepeninggal dirinya, negeri Doho dilanda banjir bandang, dan keraton Mamenang rusak parah diterjang ganasnya lahar gunung kelud, hingga akhirnya negeri Doho kembali menjadi hutan belantara.

Ki Butolocoyo yang ikut mokswa akhirnya diminta oleh prabu Jayabaya untuk menjadi raja makhluk halus di Goa Selebale, yang terletak di selatan Bengawan Solo. Kyai Tunggul Wulung ditunjuk untuk menjadi penguasa gunu kelud. Abdi kinasihnya, Ki Kramataruna, tinggal di sebuah sindang atau telaga kecil di desa Kalasan, yang terletak di sebelah barat keraton Mamenang.


    Sekian penjabaran lewat tulisan ini ,bila sama sekali berbeda dengan versi sejarah resmi kami mohon maaf .Karena yang kami bahas adalah versi legenda dan mitos serta supranatural yang berkembang disekitar masyarakat di mana dulu kerajaan ini berdiri.

No comments:

Post a Comment